top of page
Search

JAS MENENTUKAN DIRIMU

  • Writer: pinku tenshi
    pinku tenshi
  • Nov 27, 2018
  • 3 min read

Jas yang dipakai beberapa pekerja sekarang ini hampir sama memiliki bentuk dengan baju itu saat pertama-tama dibuat pada era ke-17. Lantas kenapa kita senang mengenakannya?



Terletak di lokasi Mayfair, London, toko Henry Poole & Co berdiri dengan mewah di Savile Row, satu jalan yang sama dengan tempat penjualan jas terunggul untuk beberapa pria. 

Di sinilah pada tahun 1806, untuk kali pertamanya jas dibikin. Style fashion Inggris itu lalu jadi kejadian dunia serta seolah jadi patokan berbusana waktu ke kantor. Kenapa dapat demikian? 

Lihat cap harga jas di Henry Poole & Co (seputar $5300 atau Rp7 juta), kita langsung memandang jika baju yang di jual disana cuma dapat dibeli oleh golongan elite atau pejabat perusahaan. Akan tetapi, salah satunya pejabat Henry Poole & Co, Simon Cundey, membantahnya. 

Fungsi & Stylish

"Baju (jas) ini begitu fungsional. Waktu digunakan, lelaki akan terasa santai serta pasti mereka akan suka memakai suatu yang terlihat wajar," narasi Cundey. 

"Ditambah lagi banyak customer kami yang begitu repot serta tidak miliki waktu belanja. Hadir ke tempat yang terpercaya tentu dapat kurangi beban pikiran mereka. Jika masalah harga, jas kami dapat tahan sampai sepuluh tahun, jadi sesuai dengan (harga nya) lah." Jas telah mulai dipakai semenjak era ke-17, serta mulai banyak digunakan menjadi 'pakaian wajib' untuk kerja pada awal era ke-20. 

Penampilannya sendiri masih stabil, sedikit beralih, baik yang dipakai oleh golongan elite, pria dari kelompok biasa, atau bahkan juga golongan wanita yang mengadaptasi penggunaannya.


Menentukan Status Seseorang

Direktur Museum Fashion Institute of Technology di New Yok, Valerie Steele, mengatakan jika jas begitu di cintai "sebab melambangkan modernitas." Menurut dia jas ikut "tampak begitu efektif, fungsional serta menonjolkan status." 

Salah satunya orang yang tahu mengenai asal mula pemakaian jas di jaman moderen ialah desainer Sir Paul Smith, yang sempat merias beberapa selebritas, dari mulai Pink Floyd, The Beatles, sampai David Bowie.


"Saya menggunakan setelan jas sehari-hari, bahkan juga diakhir minggu," kata Smith. "Rasa-rasanya cocok saja," ceritanya dari studionya di Covent Garden, yang sudah di buka semenjak tahun 1979. Ia kembali kenang bagaimana dahulu setelan jas cuma dipakai oleh beberapa pelaku bisnis, orang yang akan menikah, pergi ke pemakaman, atau interviu kerja.


Akan tetapi, Smith serta beberapa desainer baju lelaki yang lain seperti Giorgio Armani lalu membuat ide pemakaian setelan jas menjadi lebih luas. "Kami membuat jas lebih gampang digunakan," katanya. "Contohnya dengan membuat sisi bahunya lebih lemas, serta berbahan lebih lentur hingga orang yang umumnya memakai jaket denim atau pakaian casual yang lain, mudah beralih." 


Akan tetapi, pada saat Smith berupaya membuat setelan jas ikuti pergantian jaman, jas-jas classic ada banyak yang berminat. Kurator model di Royal Pavilion, Brighton, Martin Pel menyebutkan "saat ini siapa saja dapat memakai jas classic yang dahulu berkesan kaku, tiada membuat orang bertanya-tanya siapa penggunanya, serta apakah latar belakangnya, seperti yang dahulu berlangsung." 


Valerie Steele sepakat: "Saat ini berkesan jika saat kita kenakan jas, kita seolah menghilang, tidak jadi mencolok. Jadi, kenakan setelan jas saat ini jadi perihal yang lumrah, ini begitu penting." 

"Saya menggunakan setelan jas sehari-hari, bahkan juga diakhir minggu," kata Smith. "Rasa-rasanya cocok saja," ceritanya dari studionya di Covent Garden, yang sudah di buka semenjak tahun 1979. Ia kembali kenang bagaimana dahulu setelan jas cuma dipakai oleh beberapa pelaku bisnis, orang yang akan menikah, pergi ke pemakaman, atau interviu kerja.


Peyebaran Ke Seluruh Dunia

Akan tetapi, Smith serta beberapa desainer baju lelaki yang lain seperti Giorgio Armani lalu membuat ide pemakaian setelan jas menjadi lebih luas. "Kami membuat jas lebih gampang digunakan," katanya. "Contohnya dengan membuat sisi bahunya lebih lemas, serta berbahan lebih lentur hingga orang yang umumnya memakai jaket denim atau pakaian casual yang lain, mudah beralih." Akan tetapi, pada saat Smith berupaya membuat setelan jas ikuti pergantian jaman, jas-jas classic ada banyak yang berminat. 

Kurator model di Royal Pavilion, Brighton, Martin Pel menyebutkan "saat ini siapa saja dapat memakai jas classic yang dahulu berkesan kaku, tiada membuat orang bertanya-tanya siapa penggunanya, serta apakah latar belakangnya, seperti yang dahulu berlangsung." 

Valerie Steele sepakat: "Saat ini berkesan jika saat kita kenakan jas, kita seolah menghilang, tidak jadi mencolok. Jadi, kenakan setelan jas saat ini jadi perihal yang lumrah, ini begitu penting." 

 
 
 

Comments


bottom of page